LEMAHWUNGKUK – Hilangnya Pompa Air Riol Ade Irma Suryani peninggalan Pemerintahan Hindia Belanda Tahun 1937 yang tercatat sebagai Benda Cagar Budaya didalam Keputusan Walikota Cirebon Nomor 19 Tahun 2001 menjadi perhatian serius semua pihak. Bahkan, sudah tercatat di sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu di Kementerian Kebudayaan sebagai Benda Cagar Budaya.
Bahkan, sejak Tahun 2019 pun Pompa Riol sudah tidak ada ditempat. Dan diduga telah di jual antara Tahun 2017 sampai dengan 2018-an.
Pengelolaan stasiun pompa drainase dan air limbah yang didalamnya terdapat pompa Air Riol pada saat itu pun masih masuk kepada PDAM yang bekerjasama dengan Bagian Aset Daerah.
Demikian dikatakan oleh salah satu sumber dilingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon yang namanya enggan diberitakan kepada Cirebonpos sela-sela kesibukannya, Rabu (19/1).
“Dari 2019 Pompa Riol itu sudah gak ada, kemungkinan antar 2017-2018 entah dijual atau seperti apa saya gak tau. Pada saat itu masih PDAM pengelola pompa riolnya, peralihan aset itu bareng bagian Aset Daerah,” kata dia.
Ia pun mengungkapkan, Tahun 2017 sampai 2018 ada perubahan pengelolaan atas stasiun pompa drainase dan air limbah di kawasan Ade Irma Suryani kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR).
“Didalam fase tersebut 2017-2018 DPUPR hanya sebatas pendampingan, belum berpindah secara menyeluruh. Pelimpahan aset dan sebagainya PDAM dan bagian aset daerah,” jelasnya.
Masih kata dia, Pompa Riol itu merupakan bangunan Cagar Budaya, dan memang sudah tidak berfungsi berikut juga dengan bangunannya.
“Waktu 2019 temboknya baru dibangun, sebelumnya memang tembok samping runtuh. Jadi, yang saat ini terlihat memang tembok baru,” ungkapnya.
Dia menuturkan, pelimpahan aset tersebut berkasnya sangat banyak. Dari PDAM ke bagian Aset Daerah yang sekarang berubah nama jadi BKD.
“Coba saja cek ke PDAM atau Aset Daerah mas, pasti mereka tahu secara detail kemana Pompa Riol itu,” tandasnya. (CP-06)





Be the first to comment on "Hilangnya BCB Pompa Riol Ade Irma Suryani, PDAM dan Aset Daerah Diduga Tau"