Pariwisata, BRT Hingga Galian C Jadi Bahasan Coffee Morning Pemkot dan DPRD

Foto : CP-06 COFFE MORNING. Nampak Wakil Walikota Cirebon bersama Ketua dan Anggota DPRD serta Kepala Dinas Pemkot hadiri Coffe Morning di Ruang Adipura, Rabu (6/2).

KEJAKSAN – Keberadaan Bus Rapid Transit (BRT), Pariwisata hingga Galian C di daerah Argasunya menjadi topik pembicaraan antara Pemerintah Daerah (Pemda) dan DPRD Kota Cirebon yang dikemas dalam agenda Coffee Morning di Ruang Adipura Balaikota Cirebon, Rabu (6/2).

Dalam Coffee Morning tersebut, Pemda Kota Cirebon dihadiri oleh Wakil Walikota Cirebon, Dra Hj Eti Herawati, Sekda, Pimpinan dan Anggota DPRD serta para kepala dinas dilingkungan Pemkot Cirebon.

Ketua DPRD Kota Cirebon, Edi Suripno SIP MSi mengatakan, Pemda Kota Cirebon untuk bisa lebih tegas dalam menangani permasalahan Galian C di Argasunya. Pasalnya, kondisi lahan tersebut sudah semakin kritis.

”Selain itu, lahan di daerah Argasunya peruntukkannya sudah ditetapkan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH), bukan untuk galian,” kata Edi dalam pemaparannya.

Namun, diakui Edi, kendalanya memang ada di lahan-lahan milik warga, dimana ada 48 hektare lahan milik masyarakat. Lahan tersebut, kata dia, yang saat ini dieksploitasi bahkan dengan menggunakan peralatan berat. Edi juga mengusulkan, agar lahan yang dimiliki warga secara pribadi bisa dibeli oleh Pemda Kota Cirebon secara bertahap.

”Selanjutnya, bisa difungsikan sesuai dengan RPJMD Kota Cirebon,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama Edi juga menyinggung pariwisata serta keberadaan BRT, bantuan dari Pemprov Jabar.

“Untuk pariwisata, setidaknya harus ada kalender wisata. Sedangkan, untuk BRT kami berkeinginan 1 hingga 2 bulan realisasinya segera berjalan,” jelasnya.

Tak hanya itu, Edi pun meminta agar persoalan sampah di Kota Cirebon dalam 100 hari kerja Walikota dan Wakil Walikota bisa selesai. Apalagi, saat ini masuk ke musim hujan yang mengakibatkan keluhan masyarakat akibat sampah.

”Saya menantang dalam dua minggu kedepan masih banyak masalah sampah, saya buka tenda sama Wakil Walikota ditempat sampah utama seperti Kesambi, Wahidin, dan Bypasa,” ujarnya.

Masih kata Edi, kalaupun sampai sampah belum terangkut, dirinya tidak akan pulang. Mengangkut sampah tidak mesti siang hari, sore maupun malam tidak apa-apa sehingga tidak ada sampah yang tertunda.

”Tempat sampah yang utama masih terjadi penumpukan. Kalau masalah sampah saja tidak selesai, sulit untuk terwujud Cirebon bersih,” tandasnya.

Sementara itu Wakil Walikota Cirebon, Dra Hj Eti Herawati mengungkapkan, akan segera menindaklanjuti keinginan rekan di DPRD Kota Cirebon. Termasuk untuk Argasunya, juga akan segera di sikapi. Diantaranya, akan dilakukan alih profesi untuk warga yang masih bergantung sebagai penambang tradisional di Argasunya.

”Pemda Kota Cirebon juga tidak pernah mengeluarkan izin untuk penambangan. Itu daerah konservasi yang memang harus dijaga,” kata Eti.

Sedangkan untuk bidang pariwisata, diakui Eti untuk mencapai target 2 juta wisatawan tidaklah mudah. Namun, Pemda Kota Cirebon akan terus berupaya dengan melakukan berbagai kegiatan yang mengundang daya tarik wisatawan berkunjung ke Kota Cirebon. Sedangkan untuk BRT menurut Eti saat ini baru ada 5 dan Dishub Kota Cirebon segera menetapkan bus tersebut dipakai untuk kegiatan apa.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) Kota Cirebon, Mohammad Arief Kurniawan ST menjelaskan, untuk permasalahan Galian C di Argasunya yang harus dilakukan diantaranya penataan lahan serta alih profesi.

“Aspek penegakan hukum juga harus menjadi komitmen” ungkap Arief. (CP-06)

Be the first to comment on "Pariwisata, BRT Hingga Galian C Jadi Bahasan Coffee Morning Pemkot dan DPRD"

Leave a comment

Your email address will not be published.


*