Staf Pada Mundur, Kabid Bina Marga Akui Trauma dan Terbebani Masalah Sebelumnya

Foto : CP-06 SIDAK. Komisi II DPRD gelar sidak di lokasi proyek pengerjaan DAK Rp39 M di Jalan Wahidin, Selasa (2/10).

KEJAKSAN – Mundurnya 17 dari 20 staf pada proyek DAK Rp39 miliar di DPUPR Kota Cirebon, Kepala Bidang Bina Marga mengakui adanya trauma dan terbebani oleh pelaksanaan proyek sebelumnya.

Atas hal itu, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Kota Cirebon, Hanry David menjelaskan, terkait dengan safety pekerja, pihaknya sudah menyampaikan untuk selalu menggunakan perlengkapan.

“Karena ini kan pekerjaannya dilakukan di pinggir jalan, karena di pinggir jalan lebih beresiko,” ujarnya.

Namun, kata Hanry, dalam kebiasaan sehari-hari pekerja pembangunan trotoar ini masih belum patuh, tetapi akan terus diingatkan kembali.

Hanry juga mengatakan, untuk pembangunan trotoar dan jalan dilima ruas di Kota Cirebon menggunakan DAK (Dana Alokasi Khusus) dengan total kurang lebih mencapai Rp35 miliar.

“Kalau ditotal semua (trotoar dan jalan, red) untuk biaya pekerjanya saja ya mencapai kurang lebih Rp35 M untuk di 5 ruas,” terangnya.

Hanry menegaskan, target pekerjaan pembangunan trotoar di lima ruas ini sampai bulan Desember 2018, yang mana mulai dilakukan pengerjaan pada bulan Agustus.

“Namun, kita harapkan akhir November selesai, tapi masa kontraknya sampai bulan Desember,” ungkapnya.

Sementara itu, kata Hanry, faktor pengunduran diri para staf, sebenarnya lebih kepada kekhawatiran situasi kemarin. Dimana, kata dia, pekerjaan ini pihaknya menjadi kebebanan permasalahan yang terjadi sebelumnya, sehingga mereka merasa tidak ingin dikorbankan.

”Mereka trauma akan pekerjaan sebelumnya. Apalagi kemarin ada yang meninggal sehingga menjadi beban sekarang. Kami sangat berterima kasih untuk teman-teman yang sudah bekerja. Mudah-mudahan bisa bangkit kembali,” tandasnya.

Atas pelaksanaan DAK Rp39 miliar, Komisi II DPRD melakukan sidak disejumlah titik seperti di Jalan Wahidin, Jalan Evakusi, dan Jalan Drajat Kota Cirebon, selain untuk melihat progres pembangunan trotoar, drainase dan pengaspalan jalan di Kota Cirebon, untuk mengetahui apa yang membuat para staf di Bina Marga mengundurkan diri dari proyek tersebut.

Ketua Komisi II DPRD Kota Cirebon, Agung Supirno mengatakan, dari ketiga titik pembangunan trotoar masih berjalan, namun masih ada beberapa kendala.

“Seperti di Jalan Evakusi ada kabel yang kedalamannya tidak memenuhi, ini yang menghambat daripada pekerjaan,” kata Agung di sela sidak di Jalan Drajat bersama anggota Komisi II lainnya.

Kemudian di Jalan Drajat, lanjut Agung, kendala yang dihadapai yaitu beton bekas pondasi reklame yang padat.

“Untuk yang di Jalan Wahidin, saya kira harus dipercepat pembangunannya. Karena terget mereka sampai Desember, namun pihaknya menjanjikan di bulan November sudah selesai,” ungkapnya.

Kemudian, kata Agung, pengunduran diri ada phobia dari staf disana. Dirinya berharap hal itu merupakan resiko jabatan, sepanjang pekerjaannya baik dan masih bisa dikomunikasikan dengan pihak kontraktor, tidak akan ada masalah

”Dari 3 kontraktor yang ada, mereka berkomunikasi baik dengan PUPR. Kami minta Balai Kepegawaian Daerah agar bisa melakukan sanksi ketika ada ASN mengundurkan diri tanpa sebab tertentu. Kami akan konfrontir memgumpulkan semua pihak,” paparnya.

Menurut Agung, dari segi material yang digunakan untuk pembangunan trotoar di Jalan Wahidin seperti yang kita lihat sudah cukup memadai.

“Namun, masalah yang di Jalan Evakuasi pun masih menunggu u ditch untuk saluran air. U ditch ini masih menunggu satu minggu lagi,” terangnya.

Namun, pihaknya meminta kepada pihak pelaksana untuk memperhatikan kesalamat bagi pengguna jalan.

“Pekerja yang melakukan pembangunan trotoar harus safty seperti pakai sepatu, helm dan lainnya,” tandasnya. (CP-06)

Be the first to comment on "Staf Pada Mundur, Kabid Bina Marga Akui Trauma dan Terbebani Masalah Sebelumnya"

Leave a comment

Your email address will not be published.


*