HARJAMUKTI – Banyak persoalan yang belum tuntas di Kota Cirebon bagian selatan seperti Kelurahan Argasunya dan Kalijaga, terutama ketersediaan air bersih dan pendidikan gratis yang bebas pungutan.
Atas hal tersebut, Anggota DPRD Kota Cirebon Dapil 3 (Argasunya – Kalijaga) Fraksi PDI Perjuangan, Umar Stanis Klau (USK) menggelar reses masa persidangan 1 Tahun 2024 Periode 2024 – 2029.
Reses tersebut digelar di 4 RW yakni, RW 11 Lebakngok, RW 03 Kedung Mendeng, RW 08 Kopiluhur (Kelurahan Argasunya) dan RW 15 Permata Kalijaga (Kelurahan Kalijaga).
Beberapa persoalan yang disampaikan oleh masyarakat diantaranya Permohonan perbaikan/peningkatan jalan kampung, Permohonan Penyediaan Air Bersih, Permohonan Penerangan Jalan Umum, Pendidikan Gratis / Tanpa pungutan terhadap orangtua ekonomi lemah, dan Bantuan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu).
“Standar pelayanan minimum terutama air bersih dan pendidikan masih belum maksimal dilakukan oleh Pemerintah Kota Cirebon sesuai Pasal 3 Point 2 Permendagri No. 59/2021: Jenis Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 untuk daerah kabupaten/kota,” kata USK kepada awak media, Minggu (24/11).
Menurut USK, inovasi program penanganan air bersih perlu dipikirkan oleh instansi terkait sehingga masyarakat tidak merasakan kesulitan lagi.
“Sebenarnya sudah ada beberapa sumur artesis bagi warga tapi gak bisa permanen karena pengaruh oleh alam juga,” ujarnya
Masih kata USK, Ada beberapa mesin artesis rusak dan tidak ada perhatian seperti halnya di Kedung Mendeng.
“Pemerintah harus segera memberikan solusi inovasi program dengan mencari sumber mata air daerah Argasunya,” jelasnya.
Di sisi lain, kata USK, warga Lebak Ngok sudah memanfaatkan sumber mata air dan sudah menarik pipa-pipa panjang untuk dimanfaatkan.
“Akan tetapi, Itu semua belum terpenuhi pemerintah bisa dikatakan one prestasi karena selama ini belum memenuhi apa yang menjadi hak warganya terutama air bersih dan pendidikan,” ungkapnya.
USK menuturkan, dirinya menyoroti pola kerja dan strategi pemerintah Kota Cirebon jangan bermental gugur kewajiban saja.
“Argasunya Kalijaga masih prihatin dan butuh perhatian khusus pemerintah,” katanya.
Padahal, kata USK, banyak perusahaan dan orang Kota Cirebon yang sukses di luar negeri yang mau membantu daerah dalam bentuk CSR dan lain sebagainya.
“Saya mau membangun tali silaturahmi jejaring ke luar negeri, banyak orang kota Cirebon diluar negeri sukses. Mereka mau membantu,” pungkasnya. (CP-06)
Be the first to comment on "Standar Pelayanan Minimum Wilayah Argasunya-Kalijaga Masih Rendah, USK: Perlu Perhatian Segera untuk Pendidikan Tanpa Pungutan dan Air Bersih"