KESAMBI – Penilaian Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon, telah menjadi salah satu kota dengan suhu tertinggi atau kota terpanas di Indonesia.
Pada musim kemarau, suhu di Kota Cirebon bisa mencapai 36-37 derajat Celsius, menjadikannya salah satu wilayah kota terpanas di negara ini.
“Wilayah kita saat ini terkena dampak pemanasan global yang cukup signifikan. Seperti yang kita ketahui, Kota Cirebon adalah salah satu kota terpanas di Indonesia, dengan suhu yang bisa mencapai 36-37 derajat Celsius pada musim panas,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cirebon, dr Yuni Darti, Rabu (5/6).
Untuk mengurangi dampak dari pemanasan global ini, Yuni mengajak semua elemen masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan.
Menjaga kebersihan dari sampah dan mendukung kegiatan penghijauan merupakan langkah-langkah penting yang perlu dilakukan.
“Dengan adanya pengaruh dari pemanasan global, kita di Kota Cirebon harus lebih peduli dengan memperbanyak Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan memperbaiki lingkungan yang telah rusak,” ungkapnya.
Yuni juga menekankan bahwa Kota Cirebon masih kekurangan sarana ruang terbuka hijau. Oleh karena itu, masyarakat diajak untuk memanfaatkan lahan pekarangan mereka dengan menanam tanaman yang bermanfaat.
“Selain itu, meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan sangat penting. Untuk menghindari pembuangan sampah liar, diperlukan adanya kampung siaga lingkungan,” tambah Yuni.
Dalam menghadapi suhu ekstrem dan dampak pemanasan global, Kota Cirebon membutuhkan upaya bersama dari semua pihak untuk menjaga dan memperbaiki kondisi lingkungan.
Dukungan dari masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan bersih sangat diperlukan agar kota ini dapat mengurangi efek negatif dari perubahan iklim. (CP-06)
Be the first to comment on "Kurangi Pemanasan Global, DLH Ajak Semua Pihak Perbanyak RTH"