KEJAKSAN – Revitalisasi replika Pedati Gede dan Taman BAT senilai Rp2,2 miliar sudah menjadi temuan awal dengan meminta dokumen dan cek fisik oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Jawa Barat. Dan hal itu diakui Kepla DPRKP Kota Cirebon adanya permintaan data oleh BPK. Atas hal itu, Komisi II DPRD Kota Cirebon mengaku kaget. Mengingat, sejak awal pembangunan tidak ada komunikasi sama sekali dari DPRKP.
Catatan dan data BPK dalam pembangunan Pedati Gede menyebutkan DED tidak dijadikan acuan pada saat pelaksanaan. Apalagi menurut penjelasan ITB terdapat realisasi biaya pribadi yang tidak tercantum dalam dokumen perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Belum lagi, adendum tidak disertai dengan CCO (Contract Change Order), serta tidak terdapat dokumen Back Up Data dan As Built Drawing.
Anggota Komisi II DPRD Kota Cirebon, H Yuliarso BAE menganggapi temuan pendahuluan oleh BPK atas revitalisasi Pedati Gede, Selasa (4/4).
“Komisi II tidak pernah diajak koordinasi dan komunikasi atas pembangunan Taman BAT dan Replika Pedati Gede oleh DPRKP,” kata Yuliarso.
Yuliarso pun merasa kaget karena baru saja selesai pembangunan sudah menjadi temuan awal BPK. Karena memang anggarannya cukup besar Rp2,2 miliar.
“Selama proses pembangunan, Komisi II tidak pernah diajak berbicara. Gak ada rapat juga dengan Komisi II soal pembangunan itu,” ujarnya.
Yuliarso pun menanyakan idenya siapa dan gagasannya siapa membangun Taman BAT dan replika Pedati Gede pun ia tidak mengetahui bahkan tidak pernah diajak bicara.
“Komisi II belum pernah diajak konsultasi oleh DPRKP, sehingga kaget tiba-tiba ada temuan BPK,” pungkasnya. (CP-06)
Be the first to comment on "Pembangunan Pedati Gede Kena Temuan Awal BPK, Anggota Komisi II: Sejak Awal Kami Tidak Pernah Diajak Bicara"