Masuk 6 Besar Penerimaan Hibah Pengelolaan Sampah dari Jerman, Wakil Walikota: Kota Cirebon Sangat Siap untuk Program Ini

Foto : CP-06 NOMINASI PENERIMA HIBAH. Nampak Wakil Walikota Cirebon didampingi Kepala DLH menerima Perwakilan Dirjen Cipta Karya PUPR dan Pemerintah Jerman untuk hibah program pengelolaan sampah, Selasa (25/6).

KEJAKSAN – Bersama 5 daerah lain, Pemerintah Kota Cirebon masuk ke dalam nominasi Kota yang akan mendapatkan hibah program kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jerman.

Program tersebut dinamakan Emission Reduction Issities (ERIP) yang merupakan program ke dua Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jerman.

Demikian dikatakan oleh Perwakilan Dirjen Cipta Karya Kementrian PUPR Indonesia, Nanda Wardhana bersama perwakilan Jerman usai melakukan pertemuan di ruang kerja Wakil Walikota Cirebon, Selasa (25/6).

“Saat ini sudah masuk dalam conceptual planning untuk program ERIP, dari 10 Kota yang terpilih, saat ini sudah 6 Kota dimana Kota Cirebon menjadi salah satunya,” kata Nanda.

Nanda mengungkapkan, jika dari penilaian Kota Cirebon masuk, maka akan bisa berlanjut ke study kelayakan. Program ini merupakan pengelolaan sampah melalui RDF dengan sampah akan menjadi bahan bakar pengganti batu bara.

“Bahan bakar tersebut akan dijual ke pabrik semen, sehingga sampah di Kota Cirebon akan produktif,” ungkapnya.

Program ini, kata Nanda, berupa pabrik pengelolaan sampah yang akan menjadi bahan bakar. Pihaknya ada beberapa penilaian, yakni komitmen pemerintah daerah karena setelah dibangun pabrik akan diserah terimakan kepada Pemerintah Daerah.

“Jadi, operasional dan pemeliharaan biayanya dari Pemerintah Daerah itu sendiri. Kalau Pemda gak komitmen, tidak akan berjalan dengan baik,” ujarnya.

Masih kata Nanda, anggaran investasi pembangunan pabrik dari pusat sekitar Rp700 miliar hingga Rp1 triliun dengan estimasi biaya pemeliharaannya mulai dari Rp22 hingga Rp32 miliar per tahun. Namun, kata dia, ada potensi pendapatannya sekitar Rp13 miliar per tahun.

“Setelah 6 besar ini, kami tidak menetapkan kuota siapa saja yang akan mendapatkan hibah ini. Kalau ke 6 kota ini memenuhi syarat bisa semuanya dapat,” ungkapnya.

Nanda menuturkan, pembangunan pabrik ini membutuhkan lagan sebesar 5,5 sampai dengan 8 hektar. Pihaknya sudah komunikasi intens dengan Pemerintah Kota Cirebon.

“Mereka siap menyediakan lahan untuk pengelolaan sampah ini,” katanya.

Sementara itu, Wakil Walikota Cirebon, Dra Hj Eti Herawati mengatakan, pihaknya bersyukur dari Kementrian PU dengan perwakilan dari Jerman datang ke Kota Cirebon membawa konsep dengan pengelolaan sampah menjadi energi terbarukan.

“Kita bisa untuk RDF ke pabrik semen. Kalau ini terjadi, persoalaan sampah di Kota Cirebon 70 persen bisa teratasi,” kata Eti didampingi Kepala DLH, H Abdullah Syukur.

Eti mengungkapkan, proses selanjutnya adalah akan menuju DED sehingga Tahun 2023 sudah mulai operasional pabrik pengelolaan sampahnya. Tahun 2020, akan masuk dalam proses DED sehingga setelah itu masuk kedalam lelang.

“Kalau liat dari kondisi yang ada, dari 6 Kota yang terpilih, Kota Cirebon akan sangat siap untuk program ini,” ungkapnya.

Masih kata Eti, persiapan lahan yang ada sudah sangat siap sehingga tim yang datang ke Kota Cirebon sudah ebebrapa kali datang ke Kota Cirebon. Kemudian, kata dia, program ini hibah dimana sistemnya ada pembangunan dan pendapatan.

“Hibah dari sana untuk pembangunannya Rp700 miliar sampai Rp1 triliun, operasional pabrik Rp22 miliar. Pemerintah Kota Cirebon akan mampu dan sangat siap,” tandasnya. (CP-06)

Be the first to comment on "Masuk 6 Besar Penerimaan Hibah Pengelolaan Sampah dari Jerman, Wakil Walikota: Kota Cirebon Sangat Siap untuk Program Ini"

Leave a comment

Your email address will not be published.


*