Soal Biaya UNBK, Kepala SMPN 10: Tidak Mungkin Tidak Ada Biaya

LEMAHWUNGKUK – Banyaknya keluhan atas pungutan biaya untuk Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) SMP di Kota Cirebon menjadi perhatian semua pihak. Namun, tidak semua Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Kota Cirebon yang menarik biaya tinggi.

Seperti halnya SMPN 10 Kota Cirebon hanya meminta biaya Rp120 Ribu Rupiah ke setiap siswa untuk proses jalannya UNBK.

Kepala Sekolah SMPN 10 Kota Cirebon, Elang Tommi Iplaludin menjelaskan, setiap siswa harus mengeluarkan biaya Rp120 Ribu terdiri dari simulasi, Try Out 3 kali, dan pelaksanaan UNBK selama 4 hari. Jadi, tetap ada biaya karena tidak bisa tanpa adanya biaya.

“Dana BOS sudah diatur untuk anggaran yang lain. Jadi, tidak ada biaya untuk UNBK karena BOS sifatnya umum untuk operasional sekolah. Dan anggaran BOS turun sudah ada perencanaan tahun lalu,” kata Tommi kepada awak media saat ditemui disekolahnya, Selasa (12/2).

Tommi mengungkapkan, pihaknya mengajak musyawarah dengan orang tua siswa bagaimana caranya bahwa siswa bisa menjalankan kegiatan UNBK. Kemudian, lanjutnya, dengan fasilitas komputer yang belum memadai, pihaknya bekerjasama dengan SMK Wahidin untuk pelaksanaan UNBK.

“Kami akan menggelar UNBK di SMK Wahidin dan itu sudah ada perjanjiannya,” ungkapnya.

Masih kata Tommi, dalam pelaksanaan UNBK tidak bisa apa yang diinginkan bisa terkabulkan. Kadang, kata dia, perangkat komputer yang mahal ataupun perlu banyak. Apalagi, lanjutnya, siswa kelas 9 dengan jumlah 288 siswa minimalnya harus memiliki 100 komputer.

“100 komputer bukan jumlah sedikit, pemerintah belum ada kesempatan untuk memberikan apa yang diinginkan oleh kami,” ujarnya.

Dirinya menjelaskan, pihaknya tetap melaksanakan kegiatan UNBK dengan bermitra dengan sekolah lain yang memiliki perangkat yang memadai. UNBK akan dilaksanakan di SMK Wahidin.

“Kami sudah menginformasikan kepada orang tua siswa bahwa anaknya harus siap mengikuti UNBK. Dan kami terus memberikan motivasi kepada siswa,” jelasnya. (CP-06)