LEMAHWUNGKUK – Pertumbuhan Kota Cirebon sungguhan luar biasa, bahkan hasil usaha kecil menengah berupa kerupuk sari udang mampu menembus manca negara. Rabu (7/8) UD Jinawi Luhur untuk pertama kalinya setelah mendapatkan pembinaan secara terus meneris dari Stasiun Karantika Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Cirebon. Ekspor perdana ini disaksikan langsung oleh Kepala SKIPM Cirebon Obing Hobir Asy’ari MP, aparat kepolisian, Dinas Pangan Pertanian Kelautan dan Perikanan Kota Cirebon.
Kerupuk sari udang yang diekspor ke Arab Saudi ini kemarin terlihat dimasukkan kedalam container tidak kurang 9 ton lebih dengan nilai ekspornya mencapai Rp250 juta. Bahkan perwakilan Buyer juga hadir langsung menyaksikan proses packing kedalam container.
Owner UD Jinawi Luhur, Caecilia Sunarto kepada wartawan menjelaskan, dirinya merintis kerupuk sari udang dari nol, awalnya pembeli sedikit lama-lama banyak hingga kemudian sekarang di ekspor.
Karena akan ekspor ke luar negeri, kata Lia sapaan akrabnya, maka harus melengkapi persyaratan. Dan pihaknya bersyukur karena dibimbing langsung SKIPM Cirebon tentang bagaimana cara mengekspor hasil olahan ikan ke luar negeri, karena proses perijinan tetap melalui SKIPM.
“Ini dikirim ke Saudi Arabia sebanyak 9,360 ton dan dikirim ke Jeddah,” kata Lia.
Lia tidak menampik untuk bisa ekspor dirinya membutuhkan butuh proses lama jika dihitung dari awal merintis kerupuk sari udang. Karena sebelum di ekspor dirinya selama ini hanya mengirim ke Jakarta tapi tidak tahu buyer mengirimkan ke mana saja sesuai pesanan. Dan ternyata sekarang bisa ekspor.
“Ekspor ini berkat bimbingan dari SKIPM Cirebon,” kata Lia.
Pihaknya menjelaskan, produk krupuk sari udang sudah dirinya rintis sekitar 20-an tahun lalu dengan mempekerjakan sebanyak 7 orang. Namun, ketika pesanan ramai dirinya menambah pegawai lepas, walaupun UD Jinawi Luhur ini berdiri sejak 1983. Makanya lika-liku hingga proses ekspor karena didukung dan dibina oleh BKIPM.
“persiapan sebulan sampai ekspor hari ini, kerupuk ini masa kadaluarsanya hingga 2 tahun,” kata Lia.
Sementara itu, Kepala SKIPM Cirebon, Obing Hobir As’ari MP menjelaskan, UD Jinawi Luhur ini merupakan satu-satunya UKM yang sudah melakukan ekspor hasil produknya berupa kerupuk sari udang, dan hari ini resmi melakaukan ekspor ke Arab Saudi.
“Ini UKM pertama yang langsung ekspor,” kata Obing.
Selama proses persiapan eskpor, kata Obing, SKIPM melakukan proses pendampingan, karena ekspor produk olahan ikan harus punya sertifikat kesehatan produk perikanannya dan harus ada jaminan keamanan produk perikanan. Termasuk audit mutu, mulai proses pembuatan krupuk sampai packing. Oleh karenanya, harus dipastikan produknya memenuhi jaminan mutu dan perikanan, karena prosesnya penerimaan bahan Baku dimonitor, keamanan mutu juga dijamin, dan itu prosesnya ada di SKIPM.
“Di tingkat UKM ini ekspor perdana, mudah-mudahan terus berkembang ekspornya,” tandas Obing.
Ditempat yang sama Kabid Kelautan dan Perikanan DP2KP Kota Cirebon, Errythrina Oktiyani menjelaskan, ekspor hasil olahan ikan di Kota cirebon sudah mencapai 5.400 ton dengan nilai ekspor mencapai Rp600 miliar. produk-produk ekspornya berasal dari Tegal, Indramayu, Rembang dan Pekalongan. Tapiproses ekspornya melalui Kota Cirebon, dan Negara tujuan ekspor ke Amerika, Jepang, Cina hingga Uni Eropa.
“Paling banyak cumi segar Sotong, kemudian Rajungan, Kakap Merah dan Kakap Hitam,” bebernya. (CP-06)
Be the first to comment on "Ekspor Perdana Kerupuk Udang ke Arab Saudi, SKIPM Sukses Dorong Perkembangan UKM"