CIREBON – Alquran yang telah berusia 400 tahun sebagai salah satu pusaka yang ditinggalkan oleh pendiri Desa Sitiwinangun Syekh Denurja atau Ki Mas Ratna Gumilang dibersihkan oleh kuncen dan tokoh masyarakat Sitiwinangun Kabupaten Cirebon bertempat di Masjid Keramat Kebagusan.
“Tradisi ini sudah berjalan ratusan tahun, karena Alquran sebagai pedoman hidup dan filosofi dari membersihkan sendiri sebagai simbol menghilanhkan kesalahan yang berpedoman pada agama,” ungkap Kuwu Sitiwinangun Ratija Brata, Minggu (2/6).
Ratija yang juga sebagai keturunan ke-13 Syekh Denurja mengutarakan, masyarakat umum dapat melihat Alquran ini sebanyak dua kali dalam satu tahun, yakni di tanggal 12 Robiul awal dan malam ke 29 Ramadhan yang dipilih karena tanggal dimana Alquran diturunkan.
“Alquran ini berasal dari Timur Tengah dan box nya sendiri terbuat dari kulit Unta. Selain Alquran, terdapat lampu delepak dengan bahan bakar minyak kelapa dengan filosofi bila berpatokan dengan Alquran maka hidup akan memancarkan cahaya,” ujarnya.
Pada prosesi itu pun yang diperbolehkan dalam melakukan pembersihan hanya kuncen, pejabat desa, dan keturunan Syekh Denurja (Ki Mas Ratna Gumilang) sebagai penyebar Agama Islam di wilayah Cirebon Barat pada Abad 15 yang sejalan dengan Kesultanan Cirebon.
“Dulu Syekh Denurja menyebarkan Agama Islam disini, dengan memberikan bentuk keterampilan gerabah yang dianggap efektif dengan pendekatan ekonomi kepada masyarakat,” tuturnya.
Dalam pembersihan Alquran itu dilakukan secarahati-hati dengan menggunakan kain putih sebagai alat pembersihnya. (CP-02)
Be the first to comment on "Jadi Pedoman dan Filisofi Hidup, Alquran Berusia 400 Tahun di Sitiwinangun Dibersihkan"