Shelter Pujabon Tutup, BKIPKL Sebut Pemkot Gagal Relokasi PKL

KESAMBI – Misi tertib yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Cirebon dari segala bidang belum maksimal diterapkan. Pasalnya, penertiban yang dilakukan belum sebanding dengan apa yang telah direlokasi ataupun di bina.

Salah satunya Shelter Pedagang Kaki Lima (PKL) Pusat Jajanan Cirebon (Pujabon) di Jalan Cipto yang dinilai gagal dalam memfasilitasi PKL untuk bisa berjualan secara bersama.

Apalagi, Ketua Badan Komunikasi Ikatan Pedagang Kaki Lima (BKI-PKL) Kota Cirebon, Suhendi menilai Pemerintah Kota Cirebon melalui Dinas terkait gagal, karena saat akan melakukan relokasi harus dilihat yang menjadi magnetnya apa.

“Di Pujabon tidak ada magnet apa-apa. Gak seperti shelter Kejaksan ada At taqwa yang menjadi magnetnya. Jadi, ya repot,” kata Suhendi saat di wawancarai oleh Cirebonpos, Kamis (19/9).

Suhendi mengungkapkan, tempat shelter tidak memadai dimana lahan parkir tidak memadai dan sebagainya sehingga Pemerintah Kota Cirebon lewat Dinas terkait gagal. Seharusnya, kata dia, Tokoh PKL yang ada di Kota Cirebon diajak berbicara bersama.

“Tidak hanya serta merta menggugurkan kewajiban menggunakan APBD saja. Tapi harus ada pemeliharan dan lainnya,” ungkapnya.

Jangan sampai, kata Suhendi hanya menggugurkan kewajiban saja. Pemerintah Kota Cirebon, lanjutnya agar lebih bijak meskipun Kota Cirebon menjadi indah tetapi tidak mengindahkan PKL di Kota Cirebon.

“Kalau PKL gulung tikar, kasian masyarakat Kota Cirebon. Apalagi ada yang sampai pinjam modal tapi belum laku,” ujarnya.

Suhendi menuturkan, Pemerintah Kota Cirebon yang membuat kebijakan relokasi di gaji, tidak memikirkan sepi dan tidaknya. Banyak PKL, kata dia, yang kecewa dengan program relokasi di Pujabon.

“Buatlah program relokasi yang baik. Perlu komunikasi dengan baik minimalnya tokoh PKL di ajak bicara. Harusnya bangga warga Kota Cirebon berjualan meningkatkan perekonomian,” pungkasnya. (CP-06)