CIREBON – Anggota DPRD Jawa Barat Ir H Sri Budiharjo Herman MIPol serap aspirasi dari para Seniman dan Budayawan Cirebon, Rabu (29/7) di salah satu Cafe Jalan Terusan Pemuda Kota Cirebon. Pria yang akrab disapa SBH ini melakukan diskusi dan gagasan kedepan agar seni dan budaya di Cirebon mendunia sehingga mampu membangkitakan sektor pariwisata.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Dewan Kesenian Cirebon Akbarudin Sucipto, Sanggar Tari Topeng Puser Langit Ponimin dan beberapa budayawan.
Ketua Lembaga Kebudayaan Cirebon (LKC), Adrian Rahardjo SAP mengatakan, pihaknya sengaja mengundang SBH yang merupakan wakil rakyat dari Cirebon dan Indramayu untuk mendengar keluhan dan masukan dari para pelaku seni dan budaya disaat pandemi corona maupun adaptasi kebiasaan baru (AKB).
“Kami mengundang Pak SBH, dan alhamdulillah beliau merespons cepat apa yang menjadi persoalan kami, ” ujar Ketua LKC, Adrian Rahardjo.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Dewan Kesenian Cirebon Akbarudin Sucipto, Sanggar Tari Topeng Puser Langit Ponimin dan beberapa budayawan.
Ditambahkan Jojo sapaan akrab Adrian Rahardjo, selama ini konsep kebudayaan oleh Pemkot Cirebon tak jelas dan belum merangkul pelaku seni. Padahal, potensi Cirebon sebagai Kota Budaya sangat besar bahkan mampu menarik wisatawan baik domestik maupun luar.
Namun demikian, potensi tersebut tak didukung penuh oleh Pemda, sehingga pelaku seni hanya berjalan sendiri.
“Purwakarta sejarah kebudayaannya tak ada apa-apanya dengan Cirebon. Tapi kita lihat Purwakarta terkenal salah satunya dari kebudayaan. ” Kalau peduli Pemerintah daerahnya Cirebon bisa jadi kota wisata selain ada keraton kan kita juga banyak keseniannya,” keluhnya.
Hal senada diungkapkan Ponimin yang mengakui jika para seniman tak mendapat perhatian khusus terlebih disaat pandemi corona hanya mendapat bantuan beras 10 kg namun demikian pihaknya masih bersyukur. “Mau bagaimana lagi, ya disyukuri saja, ” katanya.
Menanggapi hal itu, Sri Budiharjo Herman yang akrab disapa SBH ini mengatakan, sudah semestinya pemerintah hadir dalam persoalan kebudayaan karena selain melestarikan warisan leluhur juga mampu meningkatkan sektor ekonomi.
Bagaimanapun, sektor pariwisata saat ini lebih menonjolkan kebudayaan daerah agar menarik wisatawan. Seperti daerah Banyuwangi, Solo Jogjakarta dan Bali.
“Cirebon saya kira kedepannya harus mempunyai site plant, agar kesenian dan kebudayaan menjadi identitas unggulan,” ungkapnya.
Banyak hal yang mestinya dilakukan seperti adanya agenda mingguan pagelaran di tiap-tiap hotel bintang, maupun di gedung rarasantang. “Ini perlu sokongan pemerintah,” katanya.
Pihaknya pun akan membawa persoalan ini ke Disparbud Provinsi Jawa Barat agar ada agenda rutin di tiap tiap daerah seperti halnya gotrasawala saat gubernur Aher-Demiz.
“Semestinya, mendapat suport dari semua pihak, ” tandasnya. (CP-10)
Be the first to comment on "Serap Aspirasi, SBH Terima Keluh Kesah Seniman dan Budayawan Cirebon"