Masih Orang Lama, Gapkindo Duga Orang Sekeliling Walikota yang Mengkondisikan

Foto : Ist/Ilustrasi Peket Lelang Proyek

KESAMBI – Amarah pelaku usaha jasa konstruksi di Kota Cirebon mulai memuncak. Satu persatu pelaku usaha jasa konstruksi di Kota Cirebon bersuara keras tentang apa yang merasa rasakan. Salah satu masalah yang disuarakan adalah menjamurnya kontraktor luar daerah yang sengaja mencari pekerjaan di Kota Cirebon tanpa etika. Parahnya lagi, para kontraktor lokal ini menduga ada oknum di lingkaran kekuasaan yang sengaja memobilisasi kontraktor luar untuk menguasai pekerjaan di Kota Cirebon tanpa peduli kepada pengusaha kecil lokal.

Ketua DPD Gabungan Pengusaha Kontruksi Indonesia (Gapkindo) Kota Cirebon, Hartono Herlambang mengungkapkan, proses lelang 45 paket pekerjaan DAK di Dinas Pendidikan Kota Cirebon dan kisruh yang terjadi didalam merupakan lagu lama. Sehingga, pihaknya menduga aktor dibaliknya juga merupakan orang yang sama.

“Ini lagu lama, pemain lawas. Ungkapan itu yang jadi alasan kita mengecam keras atas apa yang terjadi dalam pelelangan di Disdik. Dan tidak merasa kapok dengan kejadian Tahun 2017 kemarin, DAK yang nilainya fantastis sampai Rp96 M untuk infrastruktur, tapi gak ada yang baik tuh hasil pekerjaan kontraktor luar kota,” ungkap Hartono kepada Cirebonpos.

Bahkan, Hartono mengatakan, Gapkindo Kota Cirebon menjadi salah satu pihak yang dirugikan atas fenomena menjamurnya kontraktor asing yang mendapatkan proyek di Kota Cirebon.

“Kami DPD Gapkindo Kota Cirebon merasa dirugikan dengan adanya orang-orang sekeliling Walikota yang kami duga telah mengkondsikan pemborong luar untuk pekerjaan yang ada di Dinas Pendikan,” ujar Hartono.

Oleh karena itu, lanjut dia, terhadap beberapa paket pekerjaan yang masih harus ditender ulang, Gapkindo meminta agar unsur Aparat Penegah Hukum (APH) ikut memonitor pelaksanaannya. Supaya, kata dia, tidak ada lagi kecurigaan seperti yang saat ini dirasakan oleh para kontraktor lokal yang juga mengikuti lelang.

“Kami pun akan meminta pihak kepolisian dan kejaksaan memonitor proses tender ulang,” kata Hartono.

Senada, Nurhaidi, salah satu Pengusaha Jasa Kontruksi Lokal mengaku sebagai salahsatu pengusaha jasa kontruksi yang merupakan warga asli Kota Cirebon, sejak Tahun 2016 hanya menjadi penonton dari proyek-proyek yang digelar. Bahkan, sampai saat ini prihatin dengan kondisi hasil proyek pembangunan yang bisa dinilai hanya dengan kasat mata.

“Hampir lima tahun ini hanya jadi penonton dari pelaku pembangunan luar Kota Cirebon. Kejadian di Disdik ini jadi pemicu buat kita, karena beberapa pengusaha lokal ikut. Tapi disayangkan pihak-pihak lain ada yang menggiring pengusaha luar untuk ikut tender di Kota Cirebon, seperti dari Bandung, Bekasi, Pandeglang,” ungkap Nurhaidi.

Proyek pembangunan di Kota Cirebon, kata Nurhaidi, sudah seharusnya menjadi hak pengusaha kontraktor pribumi Cirebon.

“Jangan sampai kita hanya menjadi penonton pembangunan kota kita sendiri,” ucap Nurhaidi.

Terhadap proses lelang yang kisruh, serta pelaksanaan lelang ulang dari beberapa paket yang memang gagal, Nurhaidi menambahkan, para kontraktor lokal sudah bersepakat akan mengawal prosesnya sampai selesai.

“Kita semua akan mengawasi sampai selesai, tidak akan berhenti sampai disini. Kedepan kita akan terus mengawal agar tidak ada permainan, bila perlu kita akan melakukan investigasi. Tender yang gagal lelang harus segera, karena kan dikejar deadline. Jangan sampai anggaran dikembalikan karena tidak bisa terserap,” kata Nurhaidi. (CP-06)

Be the first to comment on "Masih Orang Lama, Gapkindo Duga Orang Sekeliling Walikota yang Mengkondisikan"

Leave a comment

Your email address will not be published.


*