Terima Kunjungan Dubes Belanda, Sultan Sepuh Aloeda II Harapkan Artefak Kembali ke Keraton Kasepuhan

Foto : CP-06 KUNJUNGAN. Sultan Sepuh Aloeda II Keraton Kasepuhan, Rahardjo Djali menerima kunjungan Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Lambertus Christian Grijns di Keraton Kasepuhan, Senin (29/4).

LEMAHWUNGKUK – Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Lambertus Christiaan Grijns, mengunjungi Keraton Kasepuhan. Ia menemui Sultan Sepuh Aloeda II Rahardjo Djali di Keraton Kilen, istana dan tempat bertahta Sultan Aloeda II, yang ada di lingkungan komplek Keraton Kasepuhan Cirebon.

Keraton Kilen sendiri memiliki arsitektur lama dan dipertahankan keasliannya sebagai bangunan peninggalan Sultan Sepuh XI Tadjoel Arifin Djamaloeddin Aloeda Moehammad Samsoedin Radjanataningrat.

“Ini merupakan kunjungan kehormatan, saya pergunakan kesempatan ini untuk akses ke Museum Leiden di Belanda,” ujar Sultan Aloeda II.

Menurutnya, banyak artefak dari Keraton Kasepuhan yang tersimpan di Museum Leiden Belanda. Artefak-artefak tersebut dikirim ke Belanda pada masa kolonial.

“Dari informasi, pemerintah Belanda saat ini menginginkan artefak untuk dikembalikan ke negara asal, tapi nanti melalui pemerintah pusat kita. Nanti yang mengurusi hal ini adalah KTLV yang merupakan suatu wadah yang mengurusi artefak tersebut,” ujarnya.

Sultan Aloeda II mengatakan, salah satu artefak yang memiliki nilai sejarah dan tersimpan di Museum Leiden Belanda adalah bendera Macan Ali.

“Bendera ini berusia ratusan tahun, merupakan bendera dari Keraton Kasepuhan yang sarat sejarah. Mudah-mudahan bendera itu bisa kembali ke tempat asalnya secepatnya, di sini di Keraton Kasepuhan,” tuturnya.

Tak hanya bendera Macan Ali, menurutnya, banyak artefak lainnya dari Keraton Kasepuhan yang tersimpan di Museum Leiden tersebut.

“Banyak sekali artefak bersejarah dari Keraton Kasepuhan yang tersimpan di Museum Leiden. Semuanya diupayakan untuk kembali ke sini,” ungkapnya.

Ia pun meyakini jika seluruh artefak itu kembali maka akan menambah daya tarik Keraton Kasepuhan karena memiliki benda bersejarah yang tersimpan dengan baik.

“Prosesnya memang agak panjang, melalui KTLV, Kemendikbud, kemudian ke pemerintah Kerajaan Belanda. Saya ingin mempelopori ini, karena berharap seluruh artefak bersejarah itu kembali ke tempat asalnya,” ungkapnya.

Sementara itu, Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Lambertus Christiaan Grijns mengatakan, pihaknya menyambut baik soal pengembalian artefak bersejarah tersebut.

“Ada banyak informasi di Leiden, Bapak Sultan minta tolong mencari jalan ke arsip di Leiden itu, dan kami mungkin bisa bantu untuk membuka pintu menuju ke sana (Museum Leiden),” katanya. (CP-06)

Be the first to comment on "Terima Kunjungan Dubes Belanda, Sultan Sepuh Aloeda II Harapkan Artefak Kembali ke Keraton Kasepuhan"

Leave a comment

Your email address will not be published.


*