Janggal, Orang Tua Peserta Seleksi Paskibraka Nilai Panitia Tidak Profesional

Foto : CP-06 JANGGAL. Orang tua salah satu peserta Paskibraka menilai panitia seleksi tidak profesional dan janggal saat jumpa pers, Rabu (15/3).

KEJAKSAN – Tahapan seleksi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di Kota Cirebon yang dilaksanakan oleh Kesbangpol dinilai tidak profesional dan didapati ketidak wajaran dari tahapan dasar hasil seleksi kesehatan oleh Tim Seleksi.

Kejanggalan tersebut dialami oleh siswi SMAN 3 Kota Cirebon (DSD) dimana pada hasil seleksi tahap parade tersebut dituliskan tidak lolos dengan keterangan “Kaki X & Asma” jelas ini menjadi keberatan bagi siswa dan orangtua siswa tersebut.

“Saya merasa keberatan dan tidak terima dengan tahapan seleksi Paskibraka yang dilakukan secara tidak profesional. Karena didapati ketidakwajaran dari hasil seleksi kesehatan itu,” kata orang tua DSD Dodi Santoso mendampingi Kuasa Hukumnya kepada awak media disalah satu hotel di Jalan Siliwangi Kota Cirebon, Rabu (15/3).

Dimana, kata Dodi, DSD yang merupakan siswi SMAN 3 Kota Cirebon dinyatakan tidak lolos karena bentuk Kaki X dan Asma.

“Penilaian ini sangat tidak sesuai dengan kondisi kesehatan anak saya. Saya menduga, hasil seleksi tersebut bukan kesalahan teknis dari penilai. Tapi menduga, ini adalah rekayasa yang dilakukan tim seleksi,” ujarnya.

Dodi menuturkan, seleksi kesehatan ini merupakan tahapan dasar setelah seleksi seleksi atau pendaftaran pada calon Paskibraka Tahun 2023. Dan tahun ini merupakan tahun pertama, dimana seleksi Paskibraka dilaksanakan oleh BPIP melalui Kesbangpol agar tahapannya lebih profesional dan terbebas dari kegagalan adanya karena praktik titipan seperti tahun- tahun sebelumnya.

“Namun kenyataannya, dari seleksi dasar saja tim sudah tidak profesional dengan memberikan hasil yang tidak sesuai serta mengada-ada kepada peserta seleksi,” ketusnya.

Sementara itu, Kuasa Hukum Dodi Santoso dari Firma Hukum Hugo Grotius, Ahmad Dzuizzin SH MH didampingi Gusti Rendra Maulana SH mengatakan, kliennya sebagai orang tua siswi yang mengikuti seleksi menyatakan keberatan dengan hasil penilaian tersebut.

“Kami meminta agar Ketua Panitia Calon Paskibraka Kota Cirebon yang merupakan Sekda Kota Cirebon bisa turun langsung memantau, jangan sekedar menerima hasil,” kata Dzuizzin.

Kemudian, dirinya pun meminta agar dalam memilih tim seleksi, ketua panitia bisa mencari orang yang profesional di bidangnya dan juga berintegritas. Jangan hanya yang professional tapi tidak berintegritas, dan akhirnya menimbulkan kekecewaan.

“Dalam penerimaan seleksi Paskibraka 2023 itu menggunakan uang negara, dan ini jangan dibuat main-main,” tegasnya

Dzuizzin memastikan, sebagai orang tua tentu merasa tidak terima dengan hasil yang mengada-ada dan tidak sesuai fakta.

“Saya selaku kuasa hukum dari Dodi Santoso akan menggugat Tim Seleksi ke Pengadilan Negeri (PN) Kota Cirebon,” tandasnya. (CP-06)

Be the first to comment on "Janggal, Orang Tua Peserta Seleksi Paskibraka Nilai Panitia Tidak Profesional"

Leave a comment

Your email address will not be published.


*