CIREBON – Dalam rangka melestarikan budaya Cirebon, secara khusus Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon Siska Karina memberikan dana aspirasinya lewat kegiatan “Bedah Tari Wayang Cirebon” di Sanggar Kencana Ungu Desa Mertasinga Kecamatan Gunungjati, Minggu (5/6).
Diketahui, Tari Wayang sendiri saat ini berada pada ujung jurang kepunahan, mengingat minimnya ruang praktek bagi generasi muda.
Atas hal itu, Siska Karina menegaskan bahwa Kabupaten Cirebon memiliki seni budaya yang luar biasa. Oleh sebab itu, ia memberikan dana aspirasinya guna melestarikan dan mengenalkan Tari Wayang kepada masyarakat secara luas.
“Kami sekarang sedang membuat Perda Riparda (Rencana Induk Pariwisata Daerah) yang didalamnya terdapat pariwisata budaya. Kami dari Komisi IV sangat amat mendukung dan telah memberikan dana aspirasi ini untuk pengembangan seni dan budaya,” ucapnya.
Kepedulian pada kelestarian budaya Cirebon, diakuinya sejak awal menjadi anggota legislatif selalu menyalurkan dana aspirasi bagi kegiatan pelestarian seni dan budaya. Dengan cara seperti itu diharapkan Siska bisa memberikan motivasi bagi masing-masing desa agar dapat mempertahankan seni dan budayanya.
“Setiap tahun saya selalu menyalurkan dana aspirasi untuk seni dan budaya. Karena saya menginginkan setiap desa di masing-masing kecamatan bisa menampilkan seni dan budayanya,” ujar Ketua AMPG Kabupaten Cirebon ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya menjelaskan, bedah Tari Wayang ini bertujuan untuk merekonstruksi kembali budaya yang hampir punah supaya bisa bertahan sebagai kekayaan kearifan lokal Kabupaten Cirebon.
“Dalam pembahasan kali ini kami melibatkan sejumlah ahli seni budaya untuk menjaga seni Tari Wayang seperti apa yang dilakukan di sanggar Kecana Ungu,” bebernya.
Dirinya mengharapkan, generasi muda agar tidak meninggalkan Tari Wayang yang hampir punah ini dengan turut melibatkan peranan budayawan. Supaya, lanjut dia, kesenian Tari Wayang bisa tetap terjaga dan bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya.
“Kami sedang rancang bagaimana caranya kesenian dan budaya bisa tetap eksis dan bisa mendapatkan respon baik bagi generasi milenial,” paparnya.
Sementara itu, pendiri Sanggar Kencana Ungu Pangeran, Elang Panji Jaya Prawira Kusuma mengatakan, sanggar yang sudah berdiri selama 40 tahun ini selalu menggelar kegiatan seni dan budaya. Namun, diakuinya kali ini selama sanggar berdiri baru pertama kali mendapatkan perhatian dari anggota DPRD melalui Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon Siska Karina.
“Sanggar ini kan sudah berusia 40 tahun, selama beridiri baru kali ini mendapatkan perhatian disaat Bu Siska Karina menjadi dewan,” jelasnya.
Ia berharap, adanya praktek Tari Wayang yang dimasukan dalam ekstrakulikuler di sekolah-sekolah sebagai muatan lokal.
“Bila tidak masuk ke muatan lokal perkembangan seni budaya, akan lambat dalam meregenarasi pelaku-pelaku seni,” paparnya.
Dijelaskannya, Tari Wayang ini berupa wayang yang ditarikan oleh orang. Lebih lanjut kata dia, dalam kesenian Tari Wayang ini banyak mengandung pesan-pesan filsafat hidup melalui gerakan tari.
“Tari wayang ini banyak berisikan pesan-pesan filsafat hidup yang terkandung dalam gerakan-gerakan tariannya,” tutupnya. (CP-07)
Be the first to comment on "Lewat Dana Aspirasi, Siska Karina Tunjukan Komitmen Jaga Kelestarian Seni dan Budaya Cirebon"