Tak Sekedar Capai Target, Ketua Komisi II Sebut Beberapa Perumda Ada Masalah Internal

Foto : CP-06 Ketua Komisi II DPRD Kota Cirebon, H Watid Sahriar.

KEJAKSAN – Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) hingga kini belum maksimal berkontribusi untuk Kota Cirebon.

Setiap tahun target PAD dinaikkan, namun beberapa BUMD seperti Perumda Air Minum Tirta Giri Nata, Perumda Bank Cirebon, dan Perumda Farmasi Ciremai dalam dua tahun terakhir tidak bisa mencapai target. Berbeda dengan Perumda Pasar Berintan dan PD Pembangunan yang sudah memenuhi target PAD.

Atas hal tersebut, Ketua Komisi II DPRD Kota Cirebon, Ir H Watid Shahriar mengatakan, Perumda Air Minum Tirta Giri Nata memang secara umum ada penurunan volume serta sedang menghadapi perbaikan diinternal yang membutuhkan biaya.

“Memang situasi di internal Perumda Air Minum Tirta Giri Nata bermasalah, sehingga kedepan harus dikoreksi lagi,” kata Watid saat diwawancarai Cirebonpos di Gedung DPRD, Kamis (9/1).

Jangan sampai, lanjut Watid, target PAD setiap tahun dinaikan, pada saat jalannya tidak bisa terealisasi. Untuk itu, jajaran direksi harusnya bisa memahami, sehingga target harus realistis.

“Secara umum penyertaan modal PDAM tahun 2020 tinggal Rp1 miliaran, yang tahun kemarin Rp5 miliar,” ujarnya.

Masih kata Watid, masing-masing BUMD memiliki permasalahan tersendiri ada yang bisa memenuhi target dan ada yang tidak bisa memenuhi target.

“Tiga Perumda ada persoalan diinternal, sehingga berdampak pada realisasi target,” jelasnya.

Seperti Bank Cirebon, kata Watid, permasalahan pada kolektibilitas dan performance ada sedikit peningkatan yang menunggak, sehingga mengganggu liquiditas secara umum.

“Jadi, dari itu semua keuangannya tidak bisa di penuhi sesuai dengan target PAD setiap tahunnya,” katanya.

Selain itu, lanjut Watid, Perumda Farmasi diakui dirutnya memang prihatin, akan tetapi jajaran direksi berusaha keras dan sekarang sudah pada posisi normal.

“Kemarin minta penyertaan modal belum kita kasih, karena ada beberapa hal. Pernah mengajukan Rp1,4 miliar dipenuhi Rp600 juta diawal 2015,” paparnya.

Tak hanya itu, lanjut Watid, diakhir Tahun 2019, Perumda Farmasi menyelesaikan sertifikat tanah kepemilikan aset. Dan tahun ini, DPRD meminta rencana kerjasama membuat klinik.

“Direksi menyetujui untuk membuat klinik, tinggal pihak ke tiga saja siapa yang akan diajak kerjasama,” tuturnya.

Misi perumda, menurut Watid, tidak hanya 100 persen profit oriented. Ada juga keseimbangan pelayanan kepada publik. Untuk itu, kata dia, Perumda Air Minum seharusnya tidak diberi penyertaan modal dimana harusnya bisa mandiri.

“Harus mampu mandiri karena SDM cukup dan pengorganisasian sudah baik, kenapa harus ada penyertaan modal di Perumda Air Minum,” tandasnya. (CP-06)

Be the first to comment on "Tak Sekedar Capai Target, Ketua Komisi II Sebut Beberapa Perumda Ada Masalah Internal"

Leave a comment

Your email address will not be published.


*