CIREBON – Dalam rangka peningkatan kapasitas dan kualitas media serta wartawan menghadapi persaingan di masa depan, Dewan Pers menggelar Workshop Peliputan Pasca Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden Tahun 2019 di salah satu hotel di Cirebon, Jumat (18/10).
Hadir dalam kesempatan tersebut Anggota Dewan Pers Ahmad Djauhar, Agus Dharmajaya dan Agus Sudibyo dan perwakilan pimpinan media dan wartawan di Wilayah Cirebon.
Dalam pemaparannya Ahmad Djauhar mengatakan bahwa kegiatan workshop juga digelar di beberapa daerah lain diantaranya Cirebon, Kediri, Sibolga, dan Bima. Ia juga menyampaikan kondisi terkini peningkatan bidang ekonomi Indonesia yang diprediksi pada 2030 mendatang bisa masuk peringkat 6 atau 7 dunia karena sekarang berada di posisi 14. Untuk itu, belajar dari Korea Selatan salah satunya yang memiliki komitmen kuat untuk kemajuan bangsanya dengan menanamkan etos kerja, semangat menjadi raksasa ekonomi dunia dimasa yang akan datang. Begitu juga peran masing-masing media dan wartawan agar menjaga idealisme dan integritasnya untuk kebaikan bangsa.
“Untuk itu, kami berpesan agar terus menjunjung tinggi idealisme khususnya di bidang jurnalistik,” ujarnya.
Sementara itu, Djauhari juga memaparkan tentang kehadiran Media Siber (Online) yang terdata ada 47.000 media, bahkan bisa jadi di masing-masing kota/kabupaten bisa mencapai 5.000-an media. Meski demikian, data yang ada di Dewan Pers ada 3.470 terverifikasi, 3.666 faktual dan 1.177 administrasi.
Masih kata dia, kondisi keberadaan media baik cetak maupun elektronik dan siber (media online) saat ini terbagi, Radio ada sekitar 3.000-an, TV yang dulunya cuma 6 pada Tahun 2000 sekarang mencapai 1.000-an. Sementara Cetak trend nya terus mengalami penurunan saat ini, hingga 2018 yakni, Koran Harian 6,35 juta eksemplar, Koran Mingguan 156.350 eksemplar, Tabloid 3,03 juta eksemplar dan Majalah 4,76 juta eksemplar. Dan yang paling memperihatinkan, lanjut Djauhar, indeks membaca orang Indonesia saat ini kurang dari 9%.
“Media cetak trend nya terus mengalami penurunan dan siber (online) terus menjamur saat ini. Namun, yang sangat memperihatinkan indeks membaca kita yang sangat rendah. Dan ini menjadi perhatian serius,” ungkapnya.
Dan yang perlu diperhatikan oleh pengelola media juga, kata dia, adanya fenomena menarik dengan adanya pemasangan iklan para pengusaha sekarang yang berbasis online menggunakan out door seperti bilboard dan sejenisnya. Sementara, pengusaha besar sudah meninggalkan iklan out door (bilboard). Dan, ini juga akan mempengaruhi iklan di media.
“Ini perlu jadi perhatian, dengan adanya fenomena itu,” paparnya.
Para pembicara juga mengulas tentang pelaksanaan Pemilu Presiden dan Pileg 2019 yang mencatat masih ada pengelola media yang mengabaikan surat edaran Dewan Pers tentang kode etik yang masih saja dilanggar. (CP-10)
Be the first to comment on "Gelar Workshop Bareng Jurnalis Cirebon, Dewan Pers Paparkan Masa Depan Media"