CIREBON – Wilayah Cirebon termasuk daerah laut dan tentu saja sektor perikanan menjadi salah satu andalan, termasuk ekspor hasil perikanan dari tahun ke tahun trendnya cenderung alami kenaikan.
Kepala SKIPM Cirebon Obing Hobir As’ari SPI MP mengungkapkan, untuk ekspor hasil perikanan di wilayah Cirebon dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan. Ekspor ini meurpakan hasil produk perikanan Cirebon mulai dari yang beku hingga olahan. Adapun tujuan ekspornya ke berbagai Negara di dunia.
“Rencananya tanggal 19 Juli, kata Obing, dari Cirebon akan mengikuti ekspor raya di Tanjung Priok. Dan dari Cirebon rencananya sebanyak 20 kontainer dengan total 472 ton, isinya hasil produk perikanan Cirebon yang beku atau olahan, ekspor ke berapa negara,” ujarnya.
Obing membeberkan, terhitung mulai tahun 2016 volume ekspor mencapai 24.264.367,87 kg dengan total nilai Rp884.060.284.312,86 juta. Tahun 2017 total ekspornya mencapai 24.414.757,92 kg dnegan total nilai Rp886.067.612.153,49. Kemudian tahun 2018 volume ekspor naik menjadi 37.141.903,25 kg dengan total nilai Rp1.486.051.595.130,12. Sedangkan tahun 2019,tehritung mulai Januari hingag akhir Juni, kata Obing, ekspor sudah mencapai 17.279,28 ton dengan nilai 50.521.346,04 US dollar. Apabila dibandingkan tahun tahun sebelumnya terus mengalami kenaikan dari 3 tahun terakhir.
“Ekspor hasil perikanan dari Wilayah Cirebon tidak hanya dari Cirebon, tapi juga dari Indramayu,” bebernya.
Bahkan, lanjut dia, dalam rangka peningkatan pengawasan perikanan, pihaknya menempatkan petugas di Bandara BIJB kertajati terhitung mulai 1 Juli 2019. Setiap pukul 04.30 WIB petugas dari SKIPM Cirebon sudah standby mengawasi lalu lintas perikanan yang melalui BIJB Kertajati sampai dengan pukul 22.00 WIB.
“Kami sudah standby di Bandara Kertajati untuk melayani lalu lintas perikanan,” ujarnya.
Tujuannya, masih kata Obing, untuk mengetahui apakah ikan itu boleh berlalu lintas di bandara kertajati. Karenanya, ada 3 personil untuk melayani masyarakat yang akan melalu lintas kan perikanan sekaligus mengawasi apakah ikan itu sesuai regulasi.
“Awalnya kita standby di Kertajati sejak adanya penerbangan, tapi sempat terhenti karena tergantung jadwal penerbangan. Tapi per 1 Juli aktif lagi,” bebernya.
Terhitung BIJB Kertajati membuka kargo, kata Obing, pihaknya sudah mulai membuka pelayanan lalu lintas perikanan. Sehingga, lanjut dia, sudah operasional smapai sekarang. Bahkan dari awal sampai sekarang tergolong masih normal dan tidak ditemukan hal hal yang signifikan terkait lalu lintas perikanan.
“Bahkan, pernah ada satu orang penumpang mengajukan ijin melalulintaskan ikan, dan kami lampirkan sertifikat ijin kebetulan ikannya bukan masuk kategori ikan yang dilarang. Dan ikannya hendak dikirim ke Denpasar yakni ikan Gelembung Renang. Dan oleh kami kemudian kita terbitkan perijinan,” pungkasnya. (CP-10)
Be the first to comment on "Ekspor Ikan Terus Alami Kenaikan, SKIPM Mulai Lakukan Pengawasan Lewat BIJB"