CIREBON – Ribuan santri Pondok Buntet Pesantren merayakan peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2018 dengan melakukan pawai santri dan ziarah ke makam Kiai Abbas Abdul Jamil, Komandan Perang 10 November, yang merupakan salah satu sesepuh pondok pesantren tertua di Jawa ini.
Sebelum melakukan ziarah, ribuan santri tersebut melakukan pawai mengelilingi Desa Mertapada Kulon dan dilanjutkan melakukan upacara hari santri di halaman pesantren. Dalam upacara kali ini, semua petugasnyapun menggunakan pakaian khas santri. Mulai dari pemimpin upacara, pembina upacara, hingga pasukan pengibar bendera.
Usai melaksanakan uapacara hari santri, ribuan santri melanjutkan kegiatannya dengan melakukan ziarah di komplek Makbaroh Gajah Ngambung, tempat Kiai Abbas dan kiai Pondok Buntet Pesantren lainnya dimakamkan.
Pengasuh Pondok Buntet Pesantren, KH Anas Azas mengatakan, Kiai Abbas memiliki peran dalam keluarnya resolusi jihad yang digelorakan oleh para kiai dari Nahdlatul Ulama. Melalui resolusi jihad itulah, para santri dan kiai tidak gentar untuk terus menjaga kemerdekaan Indonesia yang sudah diraih.
“Kiai Abbas punya peran besar dalam resolusi jihad pada masa penjajahan dulu,” ujar Kiai Anas.
Selain itu, pasca dikeluarkannya resolusi jihad oleh para kiai, terjadila pertempuran yang cukup dahsyat di Surabaya, yang terjadi tepat pada 10 November. Dalam pertempuran itu, Kiai Abbas lah yang menjadi komandan perangnya. Kiai Hasyim Asy’ari tidak mau memulai perang, sebelum Kiai Abbas dari Cirebon datang.
“Kiai Abbas juga yang menentukan waktu dan tanggal penyerangan itu,” kata Kiai Anas.
Kiai Anas juga mengingatkan, bahwa apa yang dilakukan oleh para santri saat ini, masih sangat jauh dibandingkan dengan apa yang sudah dilakukan oleh para kiai dahulu. Selain ikut terlibat dalam peperangan demi menjaga kedaulatan NKRI, para kiai juga tetap melakukan pembinaan kepada para santri.
“Santri jangan mengeluh, buktikan kita bisa mengisi kemerdekaan ini dengan segala kebaikan,” kata Kiai Anas.
Salah satu santri Buntet Pesantren, Umi Hani mengaku bangga dengan ditetapkannya tanggal 22 Oktober 2018 sebagai Hari Santri Nasional. Menurutnya, dengan adanya peringatan hari santri ini, peran santri diakui oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia. Selain itu, peringatan hari santri juga, sekaligu dijadikan moment untuk meneladani peran dari para kiai dan santri dalam menjaga kedaulatan NKRI.
“Hari santri itu, untuk kembali mengingat peran kiai dan santri yang cukup besar dalam Kemerdekan Indonesia dan peran lainnya di negara ini,” kata Umi. (CP-02)




Be the first to comment on "Peringati Hari Santri, Ribuan Santri Buntut Ziarahi Makam Komandan Perang 10 November"