Peringati HPN, Pemda Apresiasi Kontribusi Wartawan dalam Pembangunan

Foto : CP-06 HARI PERS. Nampak Ketua PWI Cirebon, M Alif Santosa SH berikan potongan tumpeng pada Wakil Walikota, Dra Hj Eti Herawati didampingi Kepala DKIS Kota Cirebon Ma'ruf Nuryasa dan Kepala Diskominfo Kabupaten Cirebon, Nanan serta Ketua PMI Kabupaten Cirebon Hj Sri Heviyana di Sekretariat PWI Cirebon, Rabu (9/2).

HARJAMUKTI – Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) Tahun 2022, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cirebon menggelar tasyakuran bersama Pemda Kota dan Kabupaten serta para wartawan di Cirebon, Rabu (9/2) di Sekretariat PWI Jalan Dukuhsemar Nomor 102 Kota Cirebon. Dalam kesempatan tersebut, Wakil Walikota Cirebon mengapresiasi langkah-langkah para wartawan dalam kolaborasi mengawal pembangunan daerah.

Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Walikota, Kepala DKIS Kota Cirebon, Diskominfo Kabupaten Cirebon, Ketua PMI Kabupaten Cirebon, Pimpinan Media Cirebon, perwakilan Polres Cirebon Kota, Kodim 0614, Korem 063/SGJ serta Wartawan Cirebon.

Wakil Walikota, Dra Hj Eti Herawati dalam kesempatan tersebut mengucapkan Selatam Hari Pers Nasional (HPN) bagi insan jurnalis di seluruh Indonesia khususnya di Cirebon. Pihaknya mengapresiasi kerja-kerja wartawan untuk mengawal program pembangunan daerah. Sinergitas antara pemerintah dengan wartawan selama ini baik Kota maupun Kabupaten Cirebon cukup luar biasa.

“Kami sangat mengapresiasi langkah dan kerja-kerja wartawan selama ini. Kami sangat terbantu dengan kritik, saran dan informasi dari teman-teman wartawan dalam mengawal pembangunan daerah. Kolaborasi ini harus tetap dijaga dan dirawat. Jadikan kritik wartawan sebagai motivasi dalam menjalankan program pemerintah. Selamat Hari Pers Nasional untuk rekan-rekan wartawan,” papar Eti.

Lebih lanjut, Eti menyampaikan bahwa program dan kegiatan atau pendampingan nilai-nilai informasi bisa dilakukan wartawan terhadap SKPD yang ada baik di Kota maupun Kabupaten. Sehingga, ada pemahaman yang utuh dari perangkat daerah.

Pihaknya juga mengapresiasi langkah-langkah kerja PWI Cirebon lewat donor darah. Meskipun, kata dia, program-program kemanusiaan diluar dari kerja-kerja jurnalistik. Namun tetap dilaksanakan oleh para wartawan dalam mengawal program kemanusiaan.

“Wartawan ini luar biasa, meskipun diluar kerja-kerja wartawan namun program kemanusiaan tetap dilaksanakan. Ini luar biasa,” paparnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua PWI Cirebon, M Alif Santosa SH menyamlaikan bahwa dalam sejarah mencapai Indonesia merdeka, wartawan Indonesia tercatat sebagai patriot bangsa bersama para perintis pergerakan di berbagai pelosok tanah air berjuang untuk menghapus penjajahan.

Di masa pergerakan, wartawan bahkan menyandang dua peran sekaligus. Sebagai aktivis pers dan aktivis politik. Tujuan tunggalnya yakni mewujudkan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia.

Soegiarin adalah sosok wartawan senior pejuang kemerdekaan RI. Wartawan kelahiran Grobogan, 13 Juli 1918 itu, berjibaku menyiarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, ke seluruh dunia.

Ia membantu menyiarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Soekarno dengan sandi morse. Soegiarin adalah wartawan Kantor Berita Domei, pimpinanya Adam Malik.

Adam Malik meminta dia menyiarkan berita proklamasi kemerdekaan Indonesia melalui sandi morse dari Domei di kawasan Pasar Baru Jakarta yang diawasi ketat oleh Jepang.

“Bukan tugas mudah, pada pagi buta selang beberapa jam pembacaan proklamasi, Soegiarin menyusup ke ruang mesin kantor Dumei untuk menyalakan mesin. Beruntung, aksi Soegiarin tidak terdeteksi oleh orang-orang Jepang yang bertugas mengawasi Domei. Setengah jam setelah Sang Proklamator Indonesia membacakan naskah kemerdekaan, Soegiarin pun telah menerima salinan naskah dan bersiap pasang kuda-kuda morse,” ungkap Alif dalam sambutannya.

Masih kata Alif, morse berita kemerdekaan Indonesia disiarkan dan langsung diterima kantor berita negara-negara di dunia. Melalui kecerdikan dan tangan gesit Soegiarin, berita kemerdekaan Indonesia didengar negara-negara lain dan diperkuat dengan penyataan PBB.

Kini, Seogiarin terbaring di pemakaman keluarga blok Makam Kadipaten Gunung Brintik, TPU Bergota, Semarang. Pada makam Soegiarin terpampang prasasti bertuliskan “Di Sini Dimakamkan Markonis Soegiarin, Penyiar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia”. Makamnya penuh penziarah terutama pada Hari Kemerdekaan Indonesia.

Dan, lanjut dia, setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, wartawan Indonesia masih melakukan peran ganda sebagai aktivis pers dan aktivis politik.

Bertempat di Surakarta, Solo, aktivis pers sepakat membentuk Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS) pada tanggal 9 Februari 1946. Dan pada hari itu ditetapkan sebagai Hari Pers Nasional. Karena peristiwa itulah orang mengibaratkan kelahiran PWI dan SPS sebagai “Kembar Siam”.

Dengan kelahiran PWI, wartawan Indonesia menjadi semakin teguh dalam menampilkan dirinya sebagai ujung tombak perjuangan nasional menentang kembalinya kolonialisme. Wartawan Indonesia berjuang melawan pengaruh pers penjajah dan pers asing demi mempertahankan Indonesia Merdeka. Itulah, lanjut dia, sejarah singkat perjuangan para wartawan yang berjibaku berjuang untuk Indonesia merdeka. Apakah perjuangan itu sudah selesai? Belum. Perjuangan masih sangat panjang dan tanpa batas.

“Wartawan memiliki kewajiban menjaga Kemerdekaan Indonesia, menjaga kebhinekaan, menjaga persatuan dan kesatuan, membantu pemerintah mewujudkan pembangunan yang bermuara pada kesejahteraan rakyat, dan mengusung nilai-nilai kemanusian. Karena itu, dalam Hari Pers Nasional 2022, PWI Cirebon mengusung tema Kemanusian Melampaui Berita,” ungkapnya.

PWI menilai, kata Alif, di tengah situasi pandemi Covid-19, dan era disrupsi atau terjadinya perubahan tatanan yang sangat fundamental dan global akibat perkembangan tekhnologi digital, nilai-nilai kemanusian harus digaungkan. Pers harus mengambil peranan yang lebih besar.

Pihaknya juga sadar, media sosial menjadi ruang publik yang sangat rentan disusupi berbagai kepentingan. Jika ruang publik ini tidak dipagari dengan aturan, maka berisiko menimbulkan konflik yang mengarah pada perpecahan. Karenanya, PWI Cirebon berkewajiban mengedukasi masyarakat agar menggunakan media sosial yang ramah.

Alif beraama PWI Cirebon juga siap bersama unsur pemerintah daerah, kepolisian dan seluruh stakeholder bersama-sama mengedukasi masyarakat melalui pemahaman tentang UU ITE, UU Pers, dan Kode Etik Jurnalistik. Karena kami memiliki visi, bekerja secara profesional, peduli pada kemanusiaan dan berkontribusi membangun daerah dengan semangat kolaborasi.

“Insyaa Allah pada momentum pelantikan pengurus PWI Cirebon pada 2 Maret 2022, sekaligus puncak Hari Pers Nasional, kami akan memberikan award atau penghargaan kepada 20 tokoh yang dengan semangat, dan penuh keikhlasan membangun Cirebon. Ini sebagai apresiasi kami sebagai insan pers kepada tokoh-tokoh yang peduli terhadap Cirebon. Sekaligus untuk memotivasi tokoh-tokoh yang lain dengan semangat kebersamaan,” paparnya.

Dalam kesempatan tersebut juga, PWI Cirebon menerima bantuan dari Pemda Kota Cirebon melalui DKIS seperangkat komputer dan PWI juga membagikan tumpeng ke Yayasan Wani Amal. (CP-06)

Be the first to comment on "Peringati HPN, Pemda Apresiasi Kontribusi Wartawan dalam Pembangunan"

Leave a comment

Your email address will not be published.


*