CIREBON – Dalam rangka mempertanyakan pengelolaan sampah di lokasi proyek PLTU 2, Forum Mahasiswa Pemuda Peduli Lingkungan (FMPPL) menggelar audensi terkait persoalan tersebut bersama pihak terkait, Kamis (2/7).
Mereka menilai, manajemen pengelolaan sampah yang dijalankan oleh PLTU 2 belum maksimal dan terkesan buruk. Hal tersebut terkuak dalam audensi yang dilaksanakan FMPPL bersama dengan perwakilan PT Hyundai dan Perwakilan PT CEPR.
Dalam audensi tersebut, Perwakilan FMPPL, Deden Iskandar mempertanyakan pengelolaan sampah yang sudah dijalankan oleh pihak Maincount PLTU 2. Karena menurutnya, gunungan sampah tersebut tidak mungkin terjadi, jika pengelolaan dan penanganannya dilakukan dengan benar dan tepat oleh pihak PLTU 2.
“Sampah yang menumpuk seperti gunungan itu, tidak mungkin dihasilkan dalam waktu satu hari. Pertanyaannya, bagaimana selama ini pihak PLTU 2 mengelola sampah yang dihasilkan dari proyek pembangunan tersebut? Mestinya jika dikelola dengan baik dan benar, tentunya tidak mungkin ada gunungan seperti itu,” paparnya.
Deden juga menambahkan, jika berbicara mengenai gunungan sampah, tentu ada bagian dasarnya yang tidak pernah tersentuh. Itulah yang kemudian menjadi pokok inti permasalahan yang dipertanyakan oleh FMPPL. Menurutnya, kemungkinan terjadinya pencemaran bisa saja terjadi dari dasar gunungan sampah tersebut yang lambat laun mungkin akan terjadi pembusukan.
“Jika, dari awal tidak ada mekanisme ataupun pengelolaan yang baik, bisa dipastikan sampah yang menggunung tersebut dihasilkan dari berbagai macam jenis sampah. Artinya, selama proyek berjalan bisa saja ada sampah makanan, plastik, kayu bahkan tanah seperti urugan yang dibuang disitu. Semuanya bercampur dalam gunungan itu,” tegasnya.
Deden selaku perwakilan FMPPL, meminta kepada pihak pengelola PLTU 2 untuk segera menyelesaikan persoalan sampah tersebut. Menurutnya, apapun cara yang saat ini tengah dilakukan oleh pihak Maincount, tidak akan mungkin maksimal, selama sampah itu tidak cepat dikeluarkan dari lokasi pembangunan Proyek PLTU 2.
“Biar dipilah pun, percuma. Karena sampah yang dipilah pun adalah sampah lama yang sudah bercampur. Harusnya, kalau kami boleh usul, bersihkan dulu sampah lama yang menggunung itu, baru kemudian dilakukan pengelolaan yang baik dan benar. Kalau dipilah, tapi yang lama tidak dibersihkan, ya percuma,” jelasnya.
Sementara itu, dalam audiensi tersebut Prwakilan PT Hyundai selaku Maincount pembangunan proyek PLTU 2, Anggi mengaku baru menjalankan pengelolaan sampah satu bulan ke belakang. Menurutnya, saat ini perusahaannya tengah melakukan pemisahan sampah menyesuaikan dengan masa jenisnya.
“Kami sudah memperbaiki sistem pengelolaan sampah yang ada di lokasi. Sampah yang ada sekarang, sedang dilakukan pemilahan. Kita pisahkan sesuai jenisnya. Seperti kayu, kan masih bisa dimanfaatkan. Kemudian sampah sisa makanan, itu kita prioritaskan untuk segera dibuang, karena rawan terjadi pembusukan,” akunya.
Sementara itu ditempat yang sama, Yusuf selaku Perwakilan PT CEPR, juga mengaku PT CEPR ikut terkena imbas dari persoalan tersebut. Menurutnya, berkaitan dengan sampah, tidak ada sangkut pautnya dengan pihak PT CEPR. Semua murni tanggung jawab PT Hyundai selaku Maincount proyek pembangunan PLTU 2.
“Sebenarnya kedatangan kami kesini, audensi, itu karena diundang. Terkait persoalan penanganan sampah, sepenuhnya tanggung jawab PT Hyundai. Jadi CEPR cuma kebawa-bawa saja. Tapi akibatnya, CEPR juga merasa dirugikan jika masalah ini terus berlarut-larut. Padahal itu bukan kewenangan dan tanggung jawab kami,” bebernya.
Yusuf juga menghimbau kepada pihak PT Hyundai untuk segera menyelesaikan persoalan tersebut. Ia meminta persoalan sampah itu segera dituntaskan dengan sistem pengelolaan yang baik dan benar.
“Saya sepakat sampah itu segera diangkut dan dibersihkan. Baru kemudian dilakukan pengelolaan, seperti pemilahan dan sistem manajemen yang tepat. Sehingga semuanya bisa clear, dan tidak ada lagi persoalan sampah yang menumpuk,” pungkasnya. (Rill)
Be the first to comment on "FMPPL Tuding Pengelolaan Sampah di Proyek PLTU 2 Buruk"