Berkontribusi Bangun Karakter, Komunitas Hijrah UGJ Jadi Wadah Para Mahasiswa

Foto : Ist KOMUNITAS HIJRAH. Dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) bersama LPM UGJ Cirebon wadahi mahasiswa lewat Komunitas Hijrah.

KESAMBI – Husnul khatimah adalah kondisi akhir kehidupan yang dicita-citakan oleh setiap muslim. Namun demikian, untuk mencapainya apakah cukup dengan menjadi muslim saja, tentu tidak cukup. Dalam rangka terus menebarkan kebaikan, UGJ Cirebon lewat Dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) dan LPM mewadahi mahasiswa dan pengabdian masyarakat lewat Kominitas Hijrah.

Dimana, para mahasiswa di kampus telah dihantarkan oleh pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan bobot 3 SKS untuk mempelajari nilai-nilai islami menuju kompetensi Generasi Ilmiah yang Tolerans (GIT). Setidaknya PAI yang disampaikan oleh para dosen dapat dianggap sebagai stimulan untuk memicu tumbuh kembangnya sikap dan budi pekerti yang baik.

“Kita tidak berbicara kecukupan atau kekurangan atas waktu dan materi pembelajaran PAI, akan tetapi mereka (mahasiswa) tentu harus sama-sama kita isi dengan sejumlah model kebajikan untuk mencapai karakter yang dibutuhkan yaitu berakhlaqul karimah. Akhlaqul karimah yang baik akan dicapai manakala seseorang atau kita telah mampu menerima dan menghayati bahwa kampung akhirat lebih baik dari kampung dunia. Oleh sebab itu, sebelum hijrah ke kampung akhirat, mari kita belajar hijrah menapaki kebajikan dengan saling memasuki media dakwah sosial,” ujar Dosen PAI UGJ Cirebon, Hj Setia Budianti SAg SH kepada Cirebonpos.

Lewat cara dakwah yang populer disebut media sosial, diharapkan mahasiswa terpikat untuk menjadi bagian dari komunitas hijrah.

UGJ, lanjut dia, adalah kampus besar di Cirebon dengan 11 ribu mahasiswa, maka sangat potensial menjadi SDM unggul dimasa depan. Untuk membentuknya diperlukan mekanisme pendampingan berkelanjutan, dari para dosen dengan tidak berhenti pada nilai mata kuliah yang diberikan. Itulah tujuan Pemberdayaan Komunitas Hijrah di tengah Mahasiswa, yang dijalankan oleh dosen UGJ.

Tanpa menghitung berbagai kasus memilukan yang menimpa para remaja kita, anggap saja hal itu sudah menjadi hukum alam dari kehidupan umat manusia, akan tetapi bagaimana kita memiliki keterpanggilan atas segalanya, oleh sebab kita memiliki tanggung jawab sosial.

“Setidaknya melalui dan bersama para mahasiswa kita, kita berjejaring untuk mengajak berbuat kebajikan dan saling mengingatkan agar menjauh dari kemaksiatan, serta agar belajar bersabar dalam menghadapi tantangan. Disanalah media sosial efektif untuk digunakan,” paparnya.

Akan lebih afdhal lagi, lanjut dia, menjadi bagian dari gerbong kekinian yang mewadahi para mahasiswa berhijrah. Selayaknya memanfaatkan keterbukaan internet, melalui platform media sosial seperti YouTube dan instagram, menjadikan generasi pendakwah di-era digital, yang oleh para pengamat, disebut ustaz atau ustazah medsos sebagai kelanjutan dari era ustaz seleb di televisi.

Doktrin hijrah gampang menjangkiti kelas menengah urban yang haus inspirasi kesalehan. Ada cara pengemasan yang unik antara kajian keislaman dan praktik manajemen bisnis yang diterapkan. Ia membangun merek dagang, menyesuaikan diri dengan trend, dan kompetitif. Itu berguna sebagai jembatan bagi mahasiswa dan para pemuda yang ingin berhijrah. Meski begitu, ada pengamat yang cemas atas praktik hijrah yang marak di kantong-kantong masyarakat perkotaan ini. 

Namun demikian, disini tidak sedang mengkaji makna dan ragam bentuk serta kasus komunitas hijrah, akan tetapi kami ingin melalui media sosial, komunitas hijrah UGJ turut berkontribusi membangun karakter mahasiswa yang diharapkan oleh Universitas.

“Kami haturkan ucapan terima kasih kepada Rektor UGJ, Dr H Mukarto Siswoyo, Kepala Lembaga Pengabdian Masyarakat UGJ kepada para pengelola dan para pimpinan LPM dan Civitas Akademika UGJ atas seluruh dukungannya,” pungkasnya. (CP-10)

Be the first to comment on "Berkontribusi Bangun Karakter, Komunitas Hijrah UGJ Jadi Wadah Para Mahasiswa"

Leave a comment

Your email address will not be published.


*