KEJAKSAN – Pernyataan Ketua dan Bendahara DPC Partai Gerindra Kota Cirebon yang memastikan bahwa pengusulan nama Affiati menjadi Calon Ketua DPRD berasal dari usulan 5 PAC, mendapat reaksi keras dari Pendiri dan Penasehat Partai Gerindra Kota Cirebon.
Mereka menuding bahwa Bendahara DPC Partai Gerindra, Asep Kurnia telah melakukan kebohongan publik atas dukungan PAC ke Affiati dan mendesak agar Asep segera mengundurkan diri dari DPC Partai Gerindra.
Demikian dikatakan oleh Anggota Dewan Penasehat Partai Gerindra Kota Cirebon, H Budi Permadi kepada Cirebonpos saat Press Conference, Kamis (8/8).
“Sangat tidak benar 5 PAC mengusulkan nama Affiati semua. Yang jelas, 3 PAC (Kesambi, Pekalipan, dan Kejaksan) tidak mengusulkan nama Affiati. Jadi, Asep telah berbohong kepada publik. Dia harus minta maaf secara terbuka dan mundur sebagai pengurus DPC,” kata Abi sapaan akrab Budi Permadi.
Abi mengungkapkan, dirinya memimta kejelasan mekanisme pengusulan nama Calon Ketua DPRD. Sangat jelas, kata Abi, Asep telah melakukan kebohongan publik yang menyatakan 5 PAC mengusulkan nama Affiati.
“Tiga PAC justru mendukung Fitrah Malik bukan Affiati. Asep pernah mengumpulkan PAC di Shelter Cipto dan ada Fitrah Malik disana. Disana tidak ada kesepakatan dan tidak ada pengusulan nama,” ungkapnya.
Masih kata Abi, berkaitan dengan adanya fakta integritas merupakan janji calon ketua dengan lembaga saja. Kalau dipublikasikan, bukan sebuah janji lagi, hanya sebatas ucapan saja. Abi memperjelas, bahwa fakta integritas itu dilihat dari kualitas dan rekam jejak dari calon yang diusulkan.
“Jangan sampai, kebijakan seperti ini membuat malu Partai Gerindra dan masyarakat Cirebon,” ujarnya.
Menurut Abi, instruksi DPP memang sebuah keharusan yang dijalankan oleh DPC. Akan tetapi, kata dia, minimalnya Ketua DPC harus menginventarisir orang yang baik dan jelas rekam jejak serta pengalamannya untuk dijadikan Calon Ketua DPRD.
“Ketua DPC bisa gak membuktikan secara faktual bahwa ada dukungan 5 PAC untuk Affiati, dan yang mendukung Affiati hanya PIRA saja itu,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pendiri Partai Gerindra Kota Cirebon, Enjo Sutarjo mengatakan, jadi pimpinan DPRD tanggung jawabnya besar, minimalnya mempunyai pengalaman di legislatif.
“Kalau tidak punya pengalaman bisa-bisa nanti diketawain. Saya tidak merendahkan kaum perempuan, tapi yang berpengalaman jauh lebih baik,” kata Enjo.
Enjo mengungkapkan proses yang dilalui dalam pengusulan nama tidak melalui mekanisme yang benar, sehingga dirinya pun bertanya ada apa dan kenapa. Jangan sampai, kata dia, membuat malu sendiri sedangkan Partai Gerindra semakin besar.
“Saya ingin semua baik dan tidak ada mekanisme yang salah. Kalau diteruskan seperti ini, akan bikin malu Partai Gerindra,” ujarnya.
Senada, Ketua Dewan Penasehat, Awan Darmawan juga mengatakan, perjalanan Partai Gerindra sejak Tahun 2009 yang hanya 1 kursi, Tahun 2014 daparlt 3 kursi dalam menentukan Ketua Fraksi saja Dewan Penasehat diajak bicara.
“Nah, sekarang Partai Gerindra menjadi pemenang di Kota Cirebon, kami tidak diajak biacara dalam penentuan Ketua DPRD. Kan, aneh,” kata Awan.
Awan berharap, pengurus DPC harus bisa mengartikan proses sejarah sejak awal. Dirinya tidak pernah berbicara tentang rebutan kursi, akan tetapi, kenapa dewan penasehat tidak diajak bicara.
“DPC sudah pakai aturan apa, tidak bisa hanya beberapa orang kemudian usulkan nama,” ujarnya.
Dirinya menganggap, anggota DPRD yanhg terpilih berkualitas akan tetapi kualitas model apa. Sebagai Ketua DPC, lanjutnya tinggal panggil semua pengurus dan dibicarakan itu.
“Sebenarnya mudah, kumpulkan semua bicarakan dan usulkan nama, bukan seperti sekarang mekanismenya salah,” tandasnya. (CP-06)
Be the first to comment on "Tuding DPC Lakukan Pembohongan Publik Soal Dukungan PAC ke Affiati, Ketua Dewan Pendiri: Kalau Tidak Punya Pengalam Nanti Diketawain"