CIREBON – Bunga tabur sudah akrab dengan masyarakat Cirebon, karena sering digunakan dalam upacara-upacara adat atau pada saat akan ziarah ke makam keluarga. Salah satu produsen bunga tabur adalah Blok Kembang Desa Gesik Kecamatan Tengah Tani.
Namun demikian, seiring dengan perkembangan daerah keberadaan petani bunga tabur semakin terdesak. Pada umumnya mereka tidak mempunyai lahan sendiri, bahkan lahan yang dapat disewa untuk usaha taninya pun semakin terbatas. Selain itu, adanya pesaing dari wilayah lain semakin mempersempit pasar mereka. Hal ini berdampak pada semakin menurunnya pendapatan masyarakat.
Hal ini seperti diungkapkan Dosen Fakultas Pertanian UGJ Cirebon, Umi Trisnaningsih didampingi Siti Wahyuni dan Wachdijono, apalagi, usia dan tingkat pendidikan mereka akan sulit bagi mereka untuk beralih profesi ke usaha yang lain. Namun demikian, mengandalkan pendapatan hanya dari usaha budidaya bunga tabur saja akan sulit memenuhi kebutuhan keluarga.
“Oleh karenanya perlu dicari solusi untuk meningkatkan pendapatan mereka. Fakultas Pertanian UGJ mencoba memberikan jalan keluar dari masalah tersebut. Upaya yang ditawarkan adalah diversifikasi produk pertanian, yaitu memproduksi bibit tanaman hias,” ungkapnya.
Selain itu juga, kata dia, diupayakan memperkenalkan manfaat lain dari bunga tabur, yaitu sebagai bahan tambahan dalam pembuatan lilin aroma terapi. Usulan-usulan tersebut disusun dalam proposal yang kemudian memperoleh pembiayaan melalui hibah Program Pengabdian kepada Masyarakat dari Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI untuk kegiatan pada tahun 2019. Selanjutnya program tersebut dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2019.
Adapun rangkaian kegiatan Pelatihan Budidaya dan Perbanyakan Tanaman Hias Bunga Tabur dilaksanakan pada tanggal 20 – 21 Juli 2019, di Wisma Melati Blok Kembang. Pelatihan ini diikuti oleh 27 orang peserta, terdiri dari para petani bunga tabur, ibu-ibu anggota PKK, dan angggota masyarakat lain yang berminat dalam budidaya bunga tabur. Materi yang diberikan dalam pelatihan tersebut adalah penyuluhan tentang budidaya bunga tabur yang baik, serta perbanyakan tanaman secara stek untuk tanaman Mawar dan Soka, yang disampaikan oleh Umi Trisnaningsih. Dimana, Pada hari pertama dilakukan penyuluhan sementara pada hari kedua praktek pembuatan bibit tanaman dalam polybag.
Pada tanggal 27 Juli 2019 dilaksanakan Pelatihan Pembuatan Lilin Aromaterapi, yang dilaksanakan di Balai Desa Gesik. Pelatihan ini diikuti oleh sekitar 24 orang ibu-ibu anggota PKK. Materi pelatihan disampaikan Siti Wahyuni. Dalam pembuatan lilin aromaterapi, digunakan bunga tabur, seperti Mawar, Melati, Kenanga, dan Kingkong. Rencananya, lilin aromaterapi ini akan diproduksi dan dipasarkan melalui BUMDes Gesik. Oleh karenanya, UGJ membantu dalam mendesain dan membuat kemasannya.
Kegiatan pelatihan terakhir adalah Pemasaran Hasil Pertanian, yang dilaksanakan di Balai Desa Gesik pada tanggal 3 Agustus 2019, yang disampaikan oleh Wachdijono dengan peserta yang mengikuti pelatihan tersebut sebanyak 24 orang. Pada pelatihan ini dijelaskan berbagai teknik pemasaran bunga tabur maupun tanaman hias, termasuk pemasaran secara online.
Setelah pelatihan tersebut pun, para dosen UGJ masih melakukan pendampingan dalam pembuatan plot percontohan untuk budidaya bunga Kingkong (Impatiens balsamina) serta pembuatan bibit soka dan mawar. Selain itu, para dosen dan mahasiswa Fakultas Pertanian melakukan pendampingan dan kemintraan untuk produksi lilin aromaterapi.
Tujuan akhir yang ingin dicapai pada kegiatan ini yakni, para petani bunga tabur dapat meningkatkan pendapatannya melalui pembuatan bibit tanaman dan masyarakat Desa Gesik dapat memperoleh tambahan pendapatan dengan pembuatan lilin aromaterapi. Bagi petani, hal ini merupakan pasar yang baru selain menjualnya ke pedagang bunga tabur. (CP-10)
Be the first to comment on "Jalin Program Kemitraan Bareng Masyarakat Desa Gesik, Faperta UGJ Beri Pembinaan Budidaya Bunga Tabur"