KEJAKSAN – Dua hari jelang Konfrensi Cabang (Konfercab) PDI Perjuangan Kota Cirebon semakin panas.
Pasalnya, kabar beredar bahwa nama Edi Suripno akan digantikan oleh nama lain sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan untuk 5 tahun kedepan menjadi ke khawatiran para pengurus PAC.
Apalagi, PAC akan menolak putusan DPP, jika Ketua DPC PDI Perjuangan Periode 2019-2024 bukan lagi Edi Suripno.
Namun demikian, Wakil Ketua Bidang Politik Hukum dan Keamanan DPC PDI Perjuangan Kota Cirebon, M Jamal menyakini bahwa Konfrecab akan berjalan serentak se-Jawa Barat dengan berjalan secara baik tanpa adanya inseden seperti didaerah lain.
“Konfercab tetap Tanggal 14 Juli mendatang, saya yakin akan kondusif dan aman,” kata Jamal kepada Cirebonpos di sela-sela kesibukannya, Jumat (12/7).
Jamal mengungkapkan, dengan 9 nama yang diserahkan ke DPD dan DPP, nantinya akan diputuskan oleh DPP 3 nama untuk menjadi Ketua, Sekretaris, dan Bendahara DPC PDI Perjuangan Kota Cirebon.
“Semua keputusan dari DPP. Semua anggota DPRD muncul di DPC. Jadi, kita lihat saja nanti 3 nama dari 9 nama yang diajukan siapa saja,” ungkapnya.
Masih kata Jamal, DPP memiliki kebijakan serta bisa juga mengusulkan nama diluar 9 nama yang diajukan oleh DPC. Sehingga, siapa saja bisa menjadi calon bahkan yang menjadi Ketua DPC.
“Kandidat kuatnya tetap Edi Suripno karena masih sangat dibutuhkan di partai,” ujarnya.
Menurut Jamal, Edi Suripno sangat bertanggung jawab sebagai Ketua DPC di Kota Cirebon dimana sepenuhnya bisa membesarkan partai. Pantas dan tidak pantas, kata Jamal, semua kembali kepada penilaian di DPP.
“Kepemimpinan Edi Suripno masih layak untuk menjadi Ketua kembali lima tahun kedepan,” jelasnya.
Jamal menuturkan, kebijakan DPP memang masih belum bisa ditebak. Sehingga, bisa saja muncul nama lain sebagai ketua diluar 9 nama yang diusulkan.
“Kita fatsun terhadap semua putusan dan kebijakan DPP. Meskipun putusan DPP berbeda dengan apa yang direkomendasikan,” pungkasnya. (CP-06)
Be the first to comment on "Edi Masih Dibutuhkan, Jamal: Kebijakan DPP Masih Belum Bisa Ditebak"